Jabar Genjot Reaktivasi Jalur KA Peninggalan Belanda

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, Pemprov Jabar terus memanfaatkan moda kereta api. Salah satunya, dengan memanfaatkan jalur kereta api peninggalan kolonial Belanda ke wilayah Jabar Selatan, melalui program reaktifasi.

Hal tersebut, mengemuka dalam Webinar yang membahas perencanaan PT KAI. Hadir sebagai keynote speaker Gubernur Ridwan Kamil mengatakan, Jabar berpenduduk 50 juta jiwa, harus punya koneksifitas yang proporsional. 

Menurut Ridwan Kamil, transportasi tidak hanya mengandalkan jalan tol, tetapi harus ada transportasi lainnya. Contohnya di Eropa, mereka mengandalkan moda kereta api, yang ternyata efektif mengurai kemacetan. "Kita mempunyai peninggalan jalur kereta dari kolonial yang bisa kita reaktivasi untuk digunakan kembali, ini modal kita," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (12/11).

Menurut Emil, reaktivasi jalur Bandung Garut sudah dilakukan. Ke depan akan dilanjut ke wilayah Jabar Selatan, Sumedang dan Pangandaran, yang sudah ada jalur peninggalan Belanda. 

Sementara menurut Direktur Utama PT KAI Persero Didiek Hartantyo, PT kereta api mengalami beberapa kali perubahan, terakhir menjadi PT KAI persero. Perubahan tersebut berdampak positif terhadap kemajuan perkereta apian di Indonesia.

Kereta api, kata dia, sangat penting bagi Jawa Barat, untuk perekonomian, pariwisata dan transportasi. Dilihat sejarah, jalur kereta yang menuju tempat pariwisata di Jabar banyak. Namun, sayangnya jalur jalur tersebut belum mendapatkan reaktifasi untuk dapat kambali digunakan. 

"Oleh karena itu proyek reaktivasi sedang direncanakan, baru Bandung-Garut yang sudah jadi, yang lainnya masih perencanaan dengan perhubungan dan stakeholders lainnya," katanya.

Menurut Didiek, reaktifasi bisa menggenjot pariwisata Jabar, juga memudahkan laju perekonomian kota dan daerah. Karena kapasitas gerbong yang besar, juga ada konektifitas integrasi bidang lainnya, yang ujungnya berimbas pada perekonomian.

"Kami menyambut baik ajakan Gubernur Jabar, untuk membangun potensi pariwisata di Jabar. Mari bersama dengan Dirjen Perkeretaapaian dan Perhubungan, mereaktivasi jalur peninggalan Belanda agar dapat digunakan kembali," katanya.

Ke depan, kata dia, PT KAI akan memberikan dukungan kereta api cepat, harapannya nanti akan muncul integrasi konektivitas di stasiun Padalarang dan stasiun Bandung. "Untuk itu diharapkan kerja sama dengan pemprov dan pemda," katanya.

Sementara menurut Pengamat Ekonomi Unpas Acuviarta Cartabi, mengembalikan aktifitas perekonomian dipasca pandemi, harus bertahap. Rencana reaktivasi jalur selatan Bandung-Ciwidey apabila sudah terealisasi, dampaknya akan luar biasa positif.

Karena, kata dia, berdasarkan studi dan penelitian dari luar negri, meningkatkan transportasi kereta api, sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.