Masker Sumbang Limbah Medis Terbanyak Selama Pandemi

VIVA â" Masa pandemi COVID-19 disebut tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan dan ekonomi yang melanda di banyak negara. Pandemi nyata - nyata menghasilkan limbah medis yang tergolong bahan beracun dan berbahaya.
Menurut pejabat dari Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Edward Nixon Pakpahan, idealnya dan wajibnya setiap limbah atau hal-hal bersentuhan dengan pengidap COVID-19 harus dilakukan sebagai benda infeksius.
"Harus dimusnahkan, dibakar," kata Edward saat memberikan sambutan dalam acara daring Pelatihan Penguatan Gerakan Pramuka, Sabtu 28 Agustus 2021.
Acara yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika ini bersama Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan juga melibatakan Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka.
Edward mengatakan, ada kenaikan limbah medis hingga 30 persen per hari selama pandemi berlangsung. Sebelum pandemi, rata-rata dihasilkan 400 ton limbah medis per hari. Nah, kini selama pandemi, limbah medis meningkat menjadi 520 ton per harinya.