Cerita Nakes 2 Bulan Insentif Telat Cair Pilih Sabar Tak Protes Pemerintah Tak Akan Lari

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Seorang tenaga kesehatan (Nakes) perawat berjenis kelamin laki-laki berinisial A (26) mengaku pernah mengalami keterlambatan pencairan insentif selama dua bulan pada tahun 2021.

Perawat yang bertugas di sebuah rumah sakit (RS) milik pemerintah di Jatim itu mengalami keterlambatan pencairan insentif pada bulan April dan Mei 2021.

Meski sempat kebingungan dengan hal tersebut. Untungnya keterlambatan tersebut tidak berlangsung berlarut-larut. Pada awal bulan Juni, insentif gaji sebagai perawat pasien Covid-19, akhirnya cair juga.

Ia mengaku, memaklumi adanya keterlambatan pencairan tersebut. Karena beberapa bulan sebelumnya, dirinya terdaftar sebagai relawan nakes di sebuah RS yang dinaungi Pemprov Jatim, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPND) Jatim. Sehingga proses pencairan insentif dapat diakomodir demikian ringkas dan cepat.

Namun, pada bulan Maret, dirinya berpindah tugas menjadi relawan nakes di RS khusus penanganan Covid-19 yang dinaungi langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes-RI). Tak pelak, ia memahami bahwa ada serangkaian prosedur panjang dan antre yang mungkin harus dilampaui untuk mencairkan dana insentif untuk para nakes.

Baca juga: Komentar IDI Surabaya Terkait Keterlambatan Pencairan Insentif Nakes

"Terus untuk yang Juni dan Juli ini, karena kemarin ada penambahan relawan baru nakes baru di RS kami, jadi harus menunggu begitu. Jadi biar dijadikan satu," katanya saat dihubungi, Sabtu (31/7/2021).

Ia tak menampik adanya keterlambatan pencairan insentif nakes perawat acap terjadi pada nakes di beberapa RS penanganan Covid-19 pada beberapa kabupaten dan kota di Jatim.

Bahkan durasi waktu keterlambatannya lebih parah, dari dirinya. Beberapa rekan sesama nakes perawat, mengeluhkan hal tersebut.

Namun, ungkap pria itu, rekan-rekannya itu lebih memilih menunggu dengan sabar, pencairan insentif tersebut. Ketimbang melakukan protes atau melakukan lobbying atas masalah tersebut melalui pihak asosiasi, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).